Awas jangan jadi budak Fessbuk

Sobat,dengan kemajuan iptek seperti saat ini ternyata mampu menjadikan sesuatu yang jauh menjadi dekat. Sesuatu yang lama menjadi sebentar, dan bisa menjadikan sesuatu yang lambat menjadi cepat. Namun semua itu jangan sampai menjadikan kita terlena akan keberadaannya. Untuk itu berhati-hatilah dan jangan jadi budak FB.

Siapa yang tak punya akun jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter? Saat ini, hampir semua orang memilikinya. Mulai anak-anak, remaja hingga orang tua tergila-gila pada jejaring sosial ini.

Terlebih mereka yang memang gaul, banyak teman, suka ngobrol dan sedikit narsis.

Tiap menit, hampir selalu update status. Mengabarkan apa saja kegiatan atau isi hatinya kepada dunia. Seolah jemari tak bisa lepas dari telepon seluler,
piranti yang dengan mudah dan murah membuat diri kecanduan. Atau, di sela-sela jam kantor saat sedang berinternetan. Kadang juga pakai laptop yang bisa dijinjing ke manapun kaki melangkah.

Ya, kalau tidak direm, kebiasaan Facebookan setiap saat, atau sekadar baca-baca kabar teman-teman di dunia maya, akan menjadi candu. Ibaratnya tiada hari tanpa fesbukan. Itulah gaya hidup masyarakat saat ini. Masyarakat yang sudah jadi budak teknologi.

Termasuk kaum perempuan alias ibu-ibu, tak sedikit yang getol fesbukan di tengah kesibukannya. Bahkan, bisa jadi lebih sibuk mengelola statusnya dibanding mengurus rumahnya. Ya, bagaimana ia bisa intensif bercengkerama dengan anaknya jika lebih asyik dengan HP-nya. Nah, ini yang patut dicermati. Terlebih, tak sedikit mudharat FB-an selain menyita waktu, seperti membuka aib pribadi, membicarakan masalah intim, ajang bergosip, perselingkuhan, dll. Lantas bagaimana agar kita tidak jadi budak fesbuk?

1. Batasi Waktu.
Kalau sudah tak bisa lepa dari FB, silakan saja asal terkendali. Kalau memang harus FB-an setiap hari, sebaiknya dibatasi waktu. Misal sejam sehari bila memang banyak kepentingan, 30 menit atau mungkin cukup 15 menit.

2. Tetap Produktif
Usahakan FB-an tanpa mengurangi waktu produktif, baik di rumah maupun di kantor. Bagi ibu rumah tangga, jangan FB-an saat anak butuh perhatian
atau pekerjaan rumah belum kelar. Bisa saja, misalnya, saat anak tidur siang, atau sembari menunggu anak di sekolah. Demikian bagi pekerja, jangan FB-an pada jam kantor, melainkan di luar itu. Misal saat jam istirahat atau di kendaraan saat akan berangkat atau pulang menuju rumah.

3. Selektif bikin status
Kalau bahasa lisan, lidah sering khilaf kata. Demikian pula dengan jemari kita ketika mengetikkan sesuatu. Karena itu, sebelum update status atau mengomentari status orang, pikir masak-masak. Tulislah hal-hal yang positif, inspiratif dan bermanfaat bagi orang banyak. Jangan mengumbar rahasia
pribadi, membicarakan orang lain atau bercanda berlebihan yang tiada manfaatnya. Juga, bukan tempatnya untuk curhat soal pekerjaan kantor, konflik
rumah tangga dan rahasia organisasi, karena bisa jadi membawa efek buruk.

4. Manfaatkan untuk dakwah atau bisnis
Jejaring sosial sebagai ajang komunikasi memang efektif, karena menjangkau audiens dalam jumlah banyak dalam waktu relatif cepat. Ini bisa dimanfaatkan untuk uslub dakwah. Baik dengan membuat tulisan sendiri, mengambil tulisan pihak lain, atau mengomentari tulisan orang. Juga, untuk promosi bisnis. Kenapa tidak? Kini banyak orang bisnis online dan laris manis karena jangkauan marketingnya makin luas. Bagi yang telaten, ini bisa jadi alternatif sumber penghasilan.

5. Komitmen.
Dari semua tips tadi, yang harus ditanamkan adalah komitmen pada diri sendiri untuk menepatinya. Harus ada tekad kuat untuk memanfaatkan jejaring sosial hanya untuk kemaslahatan.

Artikel menarik yang lain silahkan anda baca :
- Vaksin berbahayakah?
- Mandul dan kesuburan
- Pengguna narkoba indnesia mencapai 5 juta orang
- Kesehatan reproduksi remaja
- Miliki payudara indah kencang dan padat
- Kampanye tutup aurat
- Pendidikan dan pergaulan remaja
- Antisipasi tumbuhnya generasi tak sholat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan. Terima kasih.